Menonton Film Sekawan Limo



Setelah sekian lama, saya pun kembali mengajak Lia untuk menonton film di bioskop. Selain karena memang tidak menemukan waktu yang pas untuk menonton, pilihan film yang ada pun juga menjadi masalahnya. Lia cenderung tidak bisa menonton film bergenre horor, sedangkan di bioskop tanah air untuk akhir-akhir ini deretan film yang diputar itu kebanyakan bergenre horor.

Lalu apa bedanya dengan sekawan limo yang juga bergenre horor? Nah disitu yang menariknya.

Pada awalnya saya memang agak kesulitan untuk mengajak Lia menonton film Sekawan Limo, dikarenakan ya film tersebut juga bergenre horor. Namun setelah saya melihat review dari beberapa youtuber review film, saya yakin bahwa film ini bisa dinikmati oleh Lia juga.

Film Sekawan Limo yang disutradarai oleh Bayu Skak ini lengkapnya bergenre komedi horor. Jadi ya meskipun akan menampilkan adegan-adegan mengerikan, tapi saya rasa komedinya cukup kental dan itu yang saya tangkap setelah menonton para youtuber review film.

“Udah ayo nonton Sekawan Limo aja, lucu kok aku udah nonton reviewnya di youtube” Ucapku untuk meyakinkan Lia.

“Hemmm yaudah deh” Pada akhirnya Lia pun menyetujui pilihan saya dan dia pun mengingatkan semoga benar-benar tidak seram, karena kalau menyeramkan sudah pasti itu akan mengganggu tidur malamnya. Begitu kata Lia.

Saya dan Lia akhirnya sepakat untuk menonton Sekawan Limo di jam terahir pemutarannya pada tanggal 11 Juli lalu, hari Kamis atau lebih tepatnya malam Jumat. Sungguh waktu yang tepat untuk menonton film horor, hehehe.

Alasan dari kami yang mengambil jam terakhir pemutaran filmnya itu karena saya dan Lia harus ke pabrik tahu milik orang tua Lia terlebih dahulu. Jadi sepulang dari sana barulah saya dan Lia pergi ke bioskop.

Sepertinya ini menjadi kali pertama bagi saya mengajak Lia menonton film di bioskop larut malam. Tapi tentu saja saya sudah meminta ijin kepada Ibu nya Lia terlebih dahulu.

Saya dan Lia menonton bioskop di CGV yang terletak di BCP (Bekasi Cyber Park). Entah kenapa dari dulu sampai sekarang saya dan Lia selalu menonton di sini. Selain dari tempatnya yang nyaman, termasuk studio dan ruang tunggunya, popcorn di CGV juga sangat enak menurut saya.

Kalau untuk popcorn sih saya selalu suka yang rasa karamel. Karamelnya itu cukup melumuri setiap sisi dari popcornnya, tapi rasa manis dari karamel itu tidak berlebihan juga bagi saya. Manisnya pas lah buat saya pribadi. Meskipun di bioskop itu yang utama adalah filmnya, tapi cemilan seperti popcorn juga selalu menjadi perhatian bagi saya jika ingin menonton film di bioskop.

Ada hal unik yang terjadi ketika saya dan Lia hendak memesan tiket film Sekawan Limo di malam itu. Ketika kami hendak mengantri, tiba-tiba saja ada seorang perempuan yang menghampiri kami berdua.

“Mba, mas, mau nonton sekawan limo nggak?” Ucap perempuan itu kepada kami.

“Iya mba, kenapa ya?” Jawab Amalia.

“Ini aku mau nawarin dua tiket film sekawan limo, pas banget buat mas sama mba nya. Tadi aku niat nonton sama adik aku tapi ternyata aku dapet kabar kalo anak aku sakit, jadi aku harus buru-buru pulang”

Seorang perempuan itu menawarkan kami dua buah tiket yang telah ia beli, tapi harus batal menontonnya. Karena merasa iba dan saya sama Lia juga sudah memastikan bahwa tiket itu asli dan bisa digunakan, kami pun membelinya.

Bukan sesuatu yang umum memang, bahkan saya pun baru pertama kali ada kejadian seperti ini. Akan tetapi, tidak ada salahnya juga untuk menolong orang lain, terlebih alasannya adalah untuk menengok anaknya yang sedang sakit.

Pada akhirnya saya dan Lia pun mulai memasuki studio dan menonton film Sekawan Limo. Untuk menemani waktu menonton, saya memesan es milo dan juga popcorn karamel berukuran medium. Saya sempat ragu untuk memesan medium atau yang large, tapi sepertinya keputusan saya memesan popcorn ukuran medium sangatlah tepat. Karena bahkan sampai film selesai pun popcorn tersebut tidak habis juga, hehehe.

Sampai sekarang belum ada yang bisa menandingi rasa popcorn karamel CGV, tapi ya harganya itu yang cukup mahal bagi saya pribadi.

Tentang Film Sekawan Limo

 

Mari saya bahas sedikit perihal film Sekawan Limo. Film ini menceritakan soal pendakian lima orang yang terdiri dari Bagas, Lenni, Dicky, Juna, dan Andrew ke gunung Madyopuro. Semua berawal dari Lenni yang ingin mencoba naik gunung untuk yang pertamakalinya. Karena Bagas memiliki rasa terhadap Lenni, Bagas pun menemani pendakian Lenni itu meskipun Bagas juga belum pernah mendaki gunung.

Untuk tiga orang atau tiga karakter lainnya itu, Bagas dan Lenni bertemu dengan mereka di jalur pendakian dan di basecamp. Mereka berlima pun memulai pendakian dengan tujuan yang berbeda antara satu dengan lainnya.

Dalam trailernya juga dijelaskan bahwa di antara lima orang tersebut, ada satu yang ternyata bukanlah manusia, melainkan dedemit ataupun setan. Film ini mengajak kita untuk menebak-nebak siapakah setan di antara mereka.

Setelah menonton filmnya, saya pun merasa agak sedikit lega karena apa yang dibahas para reviewer film itu tidaklah bohong. Film ini sangat kental akan unsur komedinya dan horornya pun tidak menyeramkan sama sekali bagi saya pribadi. Untuk Lia sih ada beberapa scene yang masih membuat ia menutup mata.

Pada dasarnya Lia ini orangnya kagetan dan juga takut. Tapi saya bersyukur komedi di film ini juga bisa relate dengan Lia, itu ditunjukkan dengan Lia yang beberapa kali tertawa lepas.

Ini pertamakalinya untuk saya menonton sebuah film dengan genre komedi horor. Cerita dari film Sekawan Limo ini bagus, sarat akan makna kehidupan. Hanya saja, saya kurang dapat merasakan vibes dari pendakian itu sendiri. Akan tetapi, untuk keseluruhan filmnya si oke banget.

Saya suka sekali dengan karakter Juna. Saya selalu dibuat ketawa olehnya dan Juna memiliki pribadi yang baik hati, meskipun masa lalunya kurang baik dan cenderung menyedihkan. Film yang sangat cocok untuk ditonton di akhir pekan bersama keluarga.

Film pun berakhir pukul 11 malam. Situasi di dalam BCP sudah sangatlah sepi, toko-toko tentu sudah tutup. Saya dan Lia mempercepat langkah menuju parkiran.

Dibandingkan dengan siang hari, saya lebih suka menonton film di bioskop ketika malam hari. Menyenangkan saja bagi saya, ketika selesai menonton film dan ke luar dari bioskop, kondisi di luar gelap seperti di dalam studio bioskop. Terutama setelah menonton film horor, agaknya akan terasa aneh saja begitu selesai menonton film horor ke luar bioskop kondisi terang benderang.

Saya sampai di rumah sebelum jam 12 malam dan tidak lama setelahnya saya pun terlelap. Hari yang menyenangkan dengan kegiatan yang menyenangkan bersama orang yang menyenangkan hati saya juga. Terima kasih.

(Bekasi, 28 Juli 2024)

Komentar

Postingan Populer