Taman Suropati dan Taman Menteng



Pada hari Minggu kemarin, tepatnya di tanggal 3 Maret 2024, saya kembali mengunjungi dua taman di Jakarta yang memiliki kenangan tersendiri bagi saya. Ya, seperti pada judul tulisan ini, kedua taman tersebut adalah taman Suropati dan taman menteng.

Kenangan yang saya miliki terkait dua taman itu adalah perihal kenangan saya dengan seseorang yang bernama Lia. Lia pernah saya singgung dan ceritakan pada tulisan kedua saya di blog ini yang berjudul Ceker Mercon dan Salad Buah Buatan Mantan.

Saya dan Lia pernah mengunjungi taman ini kalau tidak salah di 4 tahun yang lalu, sebelum covid melanda negara tercinta. Kami pergi kesana hanya karena penasaran saja dan juga pada saat itu ada waktu luang, jadi ya sekadar refreshing saja. Setelah mencari-cari di google, alhasil kami pun memutuskan untuk pergi ke taman Suropati ketika pasangan lain mungkin lebih memilih untuk ke puncak dan lain sebagainya.

Pertama-tama memang tujuan kami saat itu hanya pergi ke taman Suropati, tapi begitu sampai sana karena ada taman lain yang jaraknya tidak terlalu jauh, yaitu taman menteng, kami pun sepakat untuk pergi kesana juga.

Dalam pandangan saya saat itu, taman Suropati sangatlah asri jika dibandingkan dengan taman yang ada di Bekasi. Segala jenis tanaman tertata dengan rapi dan juga ada beberapa bangku-bangku di taman untuk para pengunjung beristirahat. Saat saya datang, di taman itu sedang ada sekumpulan anak remaja yang berlatih biola dan itu menambah kesan manis dari taman Suropati.

Taman hijau yang cantik, suara biola merdu yang mengalun, dan beberapa burung yang terbang kesana-kemari menambahkan kesan romantis. Jika saja rumah saya dekat, mungkin setiap pagi saya akan datang ke taman Suropati, begitu pikiran saya saat itu.

Setelah cukup puas menikmati suasana di taman Suropati, saya dan Lia pun bergerak ke taman menteng. Pada taman menteng itu lebih banyak fasilitas bermain dan untuk berolahraga. Sama seperti taman Suropati, taman menteng pun terlihat terkelola dengan baik, hijau dan asri, tapi bedanya ya banyak fasilitas itu. Terlebih lagi ada beberapa pelaku usaha disana, jadi kalau ingin menikmati suasana taman sambil jajan ya bisa banget disana.

Tapi harus diingat, jangan buang sampah sembarangan di taman. Karena di setiap sudut taman sudah disediakan tempat sampahnya. Mari tetap cerdas menjadi pengunjung taman.

Saya dan Lia bercerita banyak hal, termasuk Impian kami yang memiliki tempat tinggal dekat dengan taman seperti taman Suropati dan taman menteng agar kami bisa menikmatinya setiap hari. Seperti itulah kenangan saya dan Lia 4 tahun yang lalu.

Sampai pada akhirnya, saya senang sekali bisa mengulang kembali kenangan itu pada hari Minggu kemarin. Ya, saya dan Lia kembali mengunjungi kedua taman itu. Setelah berpisah selama 2 tahun, itu kali pertama untuk kami kembali bercerita dan tentu saja banyak sekali hal yang kami ceritakan. Lebih banyak Lia tentunya, Lia bercerita perihal pekerjaan dan hidupnya beberapa tahun ini.

Saya senang mendengarkan.

Taman Suropati dan taman menteng kemarin tidak banyak berubah sejak 4 tahun yang lalu kami pergi kesana. Hanya saja saat itu taman menteng tidak terlalu ramai pengunjung dan saya pun bisa lebih khidmat mendengarkan ceritanya Lia.

Jika saja saya memiliki kemampuan untuk membekukan waktu, pada saat itu saya ingin melakukannya.

Bedanya dengan 4 tahun yang lalu, kemarin, saya dan Lia lebih dulu mengunjungi taman menteng, barulah ketika ingin pulang kami pergi ke taman Suropati. Kami pergi kesana dengan kereta dan turun di stasiun Sudirman lalu melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju kedua taman tersebut.

Selalu jalan kaki dari dulu, entahlah walaupun capek tapi lebih menyenangkan saja. Dengan berjalan kaki saya dan Lia bisa lebih mengamati banyak hal di perjalanan dan jika ada pemandangan lucu saya pun kerap melontarkan lawakkan yang selalu membuat Lia tertawa. Sungguh, tidak ada yang saya rindukan selain senyum dan tawa itu.

Saya dan Lia sampai di rumah sekitar pukul 3 sore, melelahkan memang tapi saya dan Lia sangat senang bisa kembali mengulang kenangan itu. Entahlah, saya tak pernah tahu akan seperti apa skenario kedepannya. Saya dan Lia bertemu kemudian berpisah, lalu sekarang kembali lagi bersama, entah dua atau tiga tahun kedepan akan bagaimana. Namun, pada saat ini saya cukup bahagia.

Saya selalu semogakan hal-hal yang baik.

 

Pada Taman Suropati

Jika kebahagiaan berwujud manusia,

memiliki dua kaki dan dua tangan,

mungkin saat itu mereka sedang

berkumpul saling berangkulan.

Kita saksikan senyuman dari tiap-tiap orang

yang bermain musik di taman.

Kita duduk berdua,

aku mencoba mengabadikan kenangan.

Pada saat itu tiap sudut menjelma keindahan.

Aku tak tahu lagi hari seperti apa yang lebih indah

daripada hari ketika aku lelah menghitung

berapa kali kamu melukiskan senyuman.

 

Saat itu kita berbicara perihal rencana-rencana,

kamu ingin memiliki rumah di sana

dan aku si kepala keluarga.

kamu bayangkan betapa indah

ketika di pagi hari bisa bertemu burung dara

yang terbang kesana-kemari,

tupai berlarian diantara pohon dan bunga

yang saling menunjukkan kecantikkannya.

saat itu kita berbicara seolah Tuhan,

seolah kita adalah si pemilik dunia

dan akan bahagia selama-lamanya.

 

(Bekasi, 5 Maret 2024)

Komentar

Postingan Populer